Harga emas mengalami penurunan di bawah US$2.400 setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di level US$2.483,73 pada pekan ini. Sementara itu, minyak melanjutkan koreksinya untuk minggu kedua berturut-turut dengan sentimen yang cenderung bearish.
Penurunan harga emas spot sebesar 1,9% menjadi US$2.399,27 per ons, Sabtu (20/7/2024). Sebelumnya, harga emas batangan mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $2.483,60 pada Rabu (17/7/2024). Harga emas berjangka AS pun ditutup 2,3% lebih rendah menjadi US$2.399,10 per ons hingga Jumat (19/7/2024).
Menurut informasi dari Reuters, dolar AS naik sekitar 0,2% terhadap mata uang lainnya, sementara imbal hasil treasury 10 tahun juga naik, yang kemudian menekan harga emas batangan. Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold, menyatakan bahwa selain aksi ambil untung, pasar sedang lesu karena narasi soft landing. Hal ini dapat menekan harga emas karena investor akan mengalihkan uang dari investasi yang aman ke investasi yang lebih berisiko.
Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa manager keuangan bertaruh harga emas akan melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun, menandakan kekhawatiran investor seputar kampanye pemilihan presiden S serta fokus baru pada tenggat pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Selain itu, data pemerintah AS mingguan yang diterbitkan Jumat (19/7/2024) menunjukkan bahwa hedge fund dan spekulan besar lainnya meningkatkan posisi net-long mereka dalam emas, yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi, ke level tertinggi dalam lebih dari empat tahun.