Menurutnya, kondisi ini justru dapat berbahaya dan merugikan konsumen itu sendiri.
Karena, jika taksi konvensional musnah, tutur Djoko, sebab jika taksi konvensional sudah tidak ada, perusahaan aplikasi transportasi online bisa menaikkan tarif sesukanya.
"Karena kalau yang resmi mati, mereka seenaknya menetapkan tarif. Karena toh masyarakat butuh. Sementara transpotasi umumnya masih buruk," imbuhnya.
Tentu jika perusahaan taksi semuanya gugur, bisa dibayangkan berapa banyak angka pengangguran yang bertambah. Bukan hanya supir taksi, karyawan support di perusahaan taksi juga terancam.