"Perusahaan taksi di Jakarta ada 32 perusahaan, sekarang yang beroperasi tinggal 4, itu Blue Bird, Express, Gamya, Taxiku. Kalau Sri Medali yang beroperasi cuma 5 armada enggak usah dihitunglah," tuturnya
Menurutnya, kondisi ini justru dapat berbahaya dan merugikan konsumen itu sendiri.
Karena, jika taksi konvensional musnah, tutur Djoko, sebab jika taksi konvensional sudah tidak ada, perusahaan aplikasi transportasi online bisa menaikkan tarif sesukanya.
"Karena kalau yang resmi mati, mereka seenaknya menetapkan tarif. Karena toh masyarakat butuh. Sementara transpotasi umumnya masih buruk," imbuhnya.