Kini, lewat kemajuan ilmu pengetahuan, para ahli telah menggunakan metode nanoteknologi untuk mempelajari warna-warna kuno tersebut dengan lebih mendalam. Melalui analisis kimia dan mikroskopis, mereka dapat mengetahui bahan-bahan apa yang digunakan dalam pembuatan cat kuno dan bagaimana cat tersebut tahan terhadap perubahan lingkungan selama ribuan tahun. Dengan demikian, temuan ini tidak hanya memberikan informasi tentang sejarah seni rupa manusia, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang teknologi pewarnaan zaman prasejarah.
Selain aspek sejarah dan arkeologisnya, temuan warna tertua juga memberikan kita wawasan tentang hubungan manusia dengan alam. Pewarna alami yang digunakan oleh nenek moyang kita berasal dari bahan-bahan yang ditemukan di lingkungan sekitar, seperti tanah, batu, dan tumbuhan. Hal ini mencerminkan kedekatan manusia prasejarah dengan alam serta kreativitas mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan seni dan ekspresi.
Dengan demikian, penemuan warna tertua di dunia bukan hanya menarik dari segi sejarah seni dan teknologi, tetapi juga memberikan kita perspektif baru tentang hubungan manusia dengan alam. Temuan tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya warna dalam kehidupan manusia sejak zaman prasejarah. Melalui pemahaman akan warna tertua di dunia, kita dapat lebih menghargai peran warna dalam kebudayaan manusia dan mengeksplorasi lebih jauh tentang pewarnaan alami yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang peradaban manusia.