Tampang.com | Tiga kali serangan Lebanon Selatan pada Kamis 2/1/25 menunjukkan tindakan agresif Israel yang terus menerus melanggar kesepakatan gencatan senjata. Israel kembali menambah sejumlah pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024. Serangan udara lainnya menyasar wilayah antara Zhalta dan Jbaa di Distrik Nabatieh. Lalu Israel menyerang Gunung Al-Rihan.
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran terkait kestabilan wilayah tersebut. Tindakan agresif Israel mengancam perdamaian di Timur Tengah dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Lebanon Selatan.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada November 2024 seharusnya menjadi langkah awal untuk mengakhiri konflik yang telah lama terjadi di wilayah tersebut. Namun, tindakan Israel yang secara terus-menerus melanggar kesepakatan tersebut telah mempertanyakan komitmen mereka terhadap perdamaian.
Serangan udara yang ditujukan ke wilayah antara Zhalta dan Jbaa merupakan tindakan provokatif yang tidak dapat diterima. Wilayah tersebut seharusnya menjadi zona aman sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata. Namun, dengan serangan tersebut, penduduk di wilayah tersebut hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran akan ancaman lebih lanjut dari Israel.