Dalam perkembangannya, permainan congklak juga telah mengalami berbagai modifikasi. Dahulu, biji congklak terbuat dari cangkang kerang atau batu-batuan kecil. Namun seiring waktu, biji congklak kemudian dibuat dari plastik atau kayu, menjadi lebih praktis dan mudah didapatkan. Selain itu, desain papan congklak juga mengalami perubahan dari yang awalnya terbuat dari tanah liat menjadi papan kayu atau plastik yang lebih tahan lama.
Meskipun eksistensinya sempat terancam oleh kemajuan teknologi dan permainan modern, permainan congklak tetap bertahan dan bahkan semakin diminati oleh masyarakat. Berbagai upaya promosi dan pelestarian permainan tradisional oleh pemerintah dan komunitas lokal juga turut berperan dalam mempertahankan popularitas congklak di tengah kemajuan permainan modern.
Di Indonesia, permainan congklak sering kali dimainkan sebagai bagian dari tradisi lokal atau ritual adat. Misalnya, di Pulau Jawa, congklak sering dimainkan sebagai bagian dari tradisi selamatan untuk memberkati rumah baru ataupun dalam acara perayaan tertentu seperti hari-hari besar keagamaan.
