Penghuni Kedua: Bapak Rahmat dan Pengalaman Mistisnya
Setelah beberapa tahun kosong, rumah itu kemudian ditempati oleh Bapak Rahmat, seorang pensiunan yang mencari ketenangan di usia senjanya. Bapak Rahmat mengaku tidak percaya dengan cerita hantu dan memilih mengabaikan peringatan dari warga setempat. Namun, pengalaman yang dialaminya segera mengubah pandangannya.
Pada malammalam tertentu, Bapak Rahmat mendengar suara tangisan seorang wanita dari ruang tamu. Tangisan tersebut sangat memilukan dan membuatnya merinding. Beberapa kali, dia melihat pintupintu yang terkunci terbuka dengan sendirinya, dan bendabenda di rumah berpindah tempat tanpa alasan yang jelas. Bapak Rahmat juga pernah merasakan kehadiran sosok yang duduk di sebelahnya saat sedang membaca di ruang keluarga.
Yang paling mengejutkan adalah pengalaman Bapak Rahmat ketika dia menemukan pesan tertulis di cermin kamar mandinya. Pesan tersebut berbunyi, "Tolong aku," dan tertulis dengan jelas meskipun tidak ada orang lain di rumah. Setelah beberapa bulan bertahan, Bapak Rahmat akhirnya menyerah dan meninggalkan rumah tua tersebut.
Penghuni Terakhir: Keluarga Wirawan dan Upaya Pengusiran
Keluarga terakhir yang mencoba menghuni rumah tua ini adalah keluarga Wirawan. Mereka adalah keluarga modern yang tidak mudah percaya pada halhal mistis. Namun, mereka juga tidak kebal terhadap kejadian aneh di rumah tersebut. Malam pertama, mereka disambut oleh suara ketukan di dinding yang tidak berhenti meski telah mencari sumbernya.
Malam berikutnya, putri mereka, Maya, melihat sosok wanita berpakaian putih berdiri di depan tempat tidurnya. Maya berteriak ketakutan, dan sosok tersebut menghilang begitu saja. Keluarga Wirawan memutuskan untuk memanggil seorang paranormal untuk membantu mengusir rohroh yang menghuni rumah tersebut.