Penelitian menunjukkan bahwa otak anak-anak, terutama generasi Alpha, masih dalam tahap perkembangan yang sangat rapuh. Paparan konten yang penuh kontradiksi dan anomali dapat menyebabkan gangguan dalam pemrosesan informasi. Dalam jangka panjang, ini dapat mengganggu kemampuan kritis mereka. Perbedaan antara apa yang dijumpai di layar dan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kabur. Ketidakmampuan untuk membedakan antara keduanya bisa mengarah pada kebingungan dalam mengambil keputusan serta pemahaman yang salah terhadap realitas.
Praktik konsumi konten yang tidak sehat ini juga mengakibatkan dampak sosial. Anak-anak yang terlalu banyak menonton konten Italian brainrot mungkin lebih cenderung mencari pengakuan melalui cara-cara yang tidak konvensional atau berperilaku aneh demi mendapatkan perhatian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi interaksi sosial mereka tetapi juga bisa menyebabkan mereka merasa terasing di lingkungan sosial yang lebih luas.
Konten-konten seperti ini bukan hanya menghibur; mereka juga menawarkan pelarian dari tekanan dunia nyata. Namun, efek samping yang dihadirkannya lebih serius dari yang terlihat. Anak-anak bisa kehilangan rasa kritis dan kepekaan terhadap nilai-nilai realita yang selama ini kita anggap penting untuk perkembangan karakter mereka. Kecenderungan untuk menganggap semua yang dilihat di media sosial sebagai kebenaran atau bentuk hiburan yang valid menimbulkan konsekuensi psikologis yang mendalam.