Dalam konteks Indonesia, ragam bahasa daerah merupakan aset budaya yang perlu dilestarikan. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa utama yang digunakan secara luas di Indonesia, keberagaman bahasa daerah juga turut memperkaya identitas dan kekayaan budaya bangsa. Sayangnya, banyak bahasa daerah yang terancam punah karena minimnya pengguna, kurangnya upaya pelestarian, serta tekanan dari bahasa-bahasa global yang lebih dominan.
Menyadari urgensi pelestarian bahasa daerah, Endang Aminudin Aziz memimpin upaya untuk mengembangkan solusi berbasis kecerdasan buatan. Melalui penerapan teknologi AI, Badan Bahasa Indonesia menginisiasi proyek besar untuk mendokumentasikan, menganalisis, dan memperkuat penggunaan bahasa daerah di berbagai wilayah di Indonesia. Upaya kolaboratif dengan para pemangku kepentingan lokal, peneliti, serta praktisi bahasa turut menguatkan peran AI dalam menyelamatkan bahasa-bahasa daerah.
Pengakuan Endang Aminudin Aziz sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dalam AI oleh majalah TIME menandakan bahwa upaya penyelamatan bahasa daerah bukan lagi menjadi isu lokal, melainkan telah mendapat perhatian dunia. Dengan dukungan teknologi AI, harapan untuk melestarikan keberagaman bahasa daerah dan mencegah kepunahan bahasa-bahasa tersebut semakin terwujud.
Majalah TIME secara konsisten menjadi rujukan utama dalam mengenali serta mengapresiasi kontribusi tokoh-tokoh yang berpengaruh di berbagai bidang. Pengakuan terhadap Endang Aminudin Aziz sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam AI memperkuat pentingnya upaya pelestarian bahasa dalam konteks pengaruh teknologi canggih.