Jalan Menuju Ketenangan: Meminimalkan Rasa Sakit dan Ketakutan
Untuk mencapai ataraxia dan aponia, Epicurus mengemukakan beberapa prinsip penting:
Menghindari Ketakutan: Epicurus berpendapat bahwa sebagian besar penderitaan manusia berasal dari ketakutan yang tidak perlu, terutama ketakutan akan kematian dan ketakutan akan dewa-dewa yang menghukum. Ia mengajarkan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti karena "ketika kita ada, kematian belum ada; ketika kematian ada, kita tidak ada." Mengenai dewa-dewa, Epicurus percaya bahwa mereka ada tetapi tidak campur tangan dalam urusan manusia, sehingga tidak perlu ditakuti.
Memahami Kesenangan Sejati: Kesenangan terbesar bukanlah kemewahan atau pesta pora, melainkan kepuasan kebutuhan dasar (makanan, tempat tinggal) dan ketiadaan rasa sakit. Kesenangan sederhana, seperti menikmati sepotong keju dan air, lebih berharga daripada hidangan mewah yang bisa menimbulkan masalah.
Mengatasi Keinginan yang Tidak Alami dan Tidak Perlu: Epicurus membagi keinginan menjadi tiga kategori: alami dan perlu (makan, minum), alami tapi tidak perlu (makanan mewah), dan tidak alami dan tidak perlu (kekayaan, kekuasaan, ketenaran). Ia menganjurkan pemenuhan kategori pertama dan menghindari dua kategori lainnya, karena pengejaran mereka hanya akan membawa kegelisahan.
Hidup Sederhana dan Mandiri: Dengan mengurangi ketergantungan pada hal-hal eksternal dan materi, seseorang menjadi lebih mandiri dan kurang rentan terhadap gejolak nasib.
Persahabatan: Fondasi Kebahagiaan yang Abadi
Meskipun seringkali dituding sebagai filosofi individualistik, persahabatan justru merupakan pilar utama kebahagiaan dalam Epicureanisme. Epicurus percaya bahwa:
Jaminan Keamanan: Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, teman-teman adalah jaminan keamanan dan dukungan terbesar. Rasa saling percaya dan tolong-menolong mengurangi kecemasan akan masa depan.
Sumber Kesenangan Terbesar: Kesenangan paling murni dan paling langgeng berasal dari interaksi, percakapan, dan kebersamaan dengan teman-teman yang tulus. Bukan hanya dari kenikmatan fisik, tetapi dari ikatan emosional dan intelektual.
Latihan Kebajikan: Hubungan persahabatan juga menjadi wadah untuk mempraktikkan kebajikan seperti kemurahan hati, kejujuran, dan keadilan, yang pada gilirannya akan meningkatkan ataraxia seseorang.