Equinox adalah fenomena astronomi yang umum terjadi setiap tahunnya. Fenomena ini terjadi saat sinar matahari secara langsung memantul pada garis khatulistiwa, sehingga menjadikan siang dan malam memiliki durasi yang sama. Equinox terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada 20 Maret dan 23 September. Fenomena ini memiliki dampak yang cukup signifikan terutama bagi beberapa wilayah di bumi, termasuk di Indonesia.
Menurut Subkoordinator Hubungan Pers dan Media Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisik (BMKG), Dwi Rini Endra Sari mengatakan, fenomena equinox yang terjadi pada 23 September memang dapat berpotensi menyebabkan peningkatan suhu panas di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah tertentu. Hal ini disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di atas garis khatulistiwa, sehingga intensitas radiasi matahari yang diterima bumi menjadi lebih tinggi.
Indonesia sendiri terletak di antara dua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta dua benua (benua Asia dan benua Australia), yang menjadikan iklim di Indonesia cenderung panas dan lembap sepanjang tahun. Kehadiran fenomena equinox pada 23 September dapat memperkuat efek pemanasan global yang secara alami sudah terjadi di Indonesia. Hal ini menjadikan beberapa wilayah di Indonesia bisa mengalami peningkatan suhu udara yang signifikan.