Para guru yang menjadi korban dikenal sebagai pendidik berdedikasi tinggi. Beberapa di antaranya adalah penghafal Al-Qur'an yang telah memberikan kontribusi besar dalam pendidikan agama di sekolah tersebut.
Sebagai bentuk penghormatan, pihak sekolah bersama wali murid dan masyarakat sekitar mengadakan salat gaib dan doa bersama untuk para korban. Selain itu, kegiatan belajar mengajar di sekolah diliburkan sementara waktu untuk memberikan kesempatan bagi seluruh komunitas sekolah berduka dan menata kembali proses pembelajaran.
Pihak yayasan sekolah menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama untuk mencari solusi atas kekosongan tenaga pengajar yang ditinggalkan oleh para korban. "Kami akan berusaha secepat mungkin untuk mengisi kekosongan ini agar proses belajar mengajar dapat berjalan kembali," kata Ketua Yayasan As Syafi'iyah, Habib Muhsin Syafingi.