Pada hari pertama pembongkaran, TNI AL bersama para nelayan Tanjung Pasir langsung terjun ke lapangan. Mereka memulai pekerjaan dengan memetakan titik-titik strategis untuk mengangkut dan membongkar bagian-bagian pagar laut. Selain itu, TNI AL juga menggunakan berbagai peralatan berat untuk mempermudah pembongkaran pagar yang terbuat dari material besi dan beton tersebut.
"Pembongkaran ini bukan hanya untuk menindaklanjuti peraturan yang berlaku, tetapi juga untuk mengembalikan akses para nelayan ke laut dan memulihkan ekosistem pesisir yang sempat terhambat," ujar salah seorang komandan TNI AL yang terlibat dalam operasi ini.
TNI AL menargetkan proses pembongkaran pagar laut yang panjangnya mencapai 30,16 kilometer ini dapat selesai dalam waktu sepuluh hari. Untuk itu, mereka telah menyiapkan strategi kerja yang terorganisir dan melibatkan berbagai pihak, termasuk nelayan yang memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi pesisir. Dengan bantuan nelayan, pembongkaran pagar laut diperkirakan bisa berjalan dengan lancar.
Selain TNI AL, beberapa unit teknis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup juga turut serta untuk memastikan bahwa proses pembongkaran berjalan sesuai dengan aturan lingkungan yang berlaku. Mereka juga akan memantau kondisi sekitar untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan lebih lanjut.
Pembongkaran pagar laut ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi para nelayan. Dengan kembalinya akses ke laut, nelayan di Tanjung Pasir berharap bisa kembali melaksanakan aktivitas mereka tanpa hambatan. Selain itu, pembongkaran ini juga diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem laut yang sempat terganggu.