Penangkapan Durov ini ternyata merupakan bagian awal dari penyelidikan polisi. Penyelidikan difokuskan pada kurangnya sensor yang ada di Telegram. Polisi menganggap, kekurangan sensor ini memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut di Telegram tanpa hambatan dan saringan dari pihak aplikator. Berbekal alasan ini, Durov ditangkap.
Menanggapi penangkapan ini, pihak Telegram sendiri belum memberikan pernyataan resmi. Belum jelas apa yang menjadi alasan di balik penangkapan Durov tersebut, namun hal ini tentu akan menjadi perhatian serius bagi para pengguna Telegram dan pemerhati dunia teknologi.
Seperti dikutip dari The Guardian, Durov sedang melakukan perjalanan dari Azerbaijan dengan jet pribadinya ketika penangkapan itu terjadi. Kehadiran surat perintah penangkapan di Prancis menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif dan latar belakang penangkapan tersebut.
Kejadian ini juga menunjukkan bahwa konflik antara kepentingan privasi pengguna dan kebijakan pemerintah terkait data dan komunikasi masih menjadi isu yang sangat relevan. Bagaimanapun juga, hal ini akan mempertajam pembahasan seputar batasan kekuasaan pemerintah dalam mengakses data dan privasi pengguna di era digital.
Sementara itu, para pengguna Telegram dan para pemangku kepentingan di industri teknologi dan komunikasi tentu akan terus mengikuti perkembangan terkait penangkapan Pavel Durov ini. Bagaimanapun juga, peristiwa ini akan menarik perhatian publik mengenai isu privasi dan keamanan data di era digital yang semakin kompleks.