Dalam dunia bisnis Indonesia, nama Budi Hartono sudah tidak asing lagi. Sebagai pemilik Djarum, perusahaan rokok terkemuka yang telah eksis sejak tahun 1951, Budi Hartono berhasil menempatkan dirinya di jajaran orang terkaya di Indonesia. Setiap tahun, ia sering kali muncul di puncak daftar Forbes Indonesia, menjadi salah satu sosok yang paling diperhitungkan dalam industri rokok dan bisnis secara umum.
Budi Hartono lahir pada 28 April 1941 di Semarang, Jawa Tengah. Bersama dengan saudaranya, Bambang Hartono, ia meneruskan usaha Djarum yang didirikan oleh orang tua mereka, Oei Wie Gwan dan Oei Wie Liem. Dalam waktu yang relatif singkat, Djarum berkembang pesat, mengubah peruntungannya dari sebuah usaha kecil menjadi salah satu brand rokok terbesar di Indonesia, bahkan mendunia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi pemasaran yang cerdas dan inovasi produk yang selalu dihadirkan Djarum.
Salah satu faktor kunci yang membuat Budi Hartono selalu berada di puncak daftar Forbes adalah kemampuannya dalam membaca pasar dan memanfaatkan peluang. Di era modern ini, Budi Hartono tak hanya fokus pada bisnis rokok, tetapi juga berinvestasi di berbagai sektor, termasuk perbankan dan properti. Salah satu upaya yang paling dikenal adalah investasi melalui Bank Central Asia (BCA), di mana Budi Hartono dan saudaranya menjadi pemegang saham mayoritas. Bank Central Asia di bawah kepemimpinannya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, menjadikannya salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dan semakin memperkuat status Budi Hartono dalam daftar Forbes.
