Tampang

Ini Bukti Bahwa Rokok Berbahaya Khususnya untuk Otak Kita

5 Mar 2018 09:58 wib. 1.029
0 0
Ini Bukti Bahwa Rokok Berbahaya Khususnya untuk Otak Kita

Tampang.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok memiliki efek buruk pada kesehatan tubuh. Racun yang terkandung pada sebatang rokok mampu merusak organ pada tubuh.

Hal ini karena pada sebatang rokok, terdapat lebih dari 4.700 senyawa kimia berbahaya yang hadir dalam rokok maupun asapnya.

Tak hanya berpengaruh pada kesehatan jantung dan paru-paru, ternyata rokok pun dapat pengaruhi kesehatan otak kita. Dikutip dari laman The Health Site, ini penjelasannya.

  1. Banyak yang bilang bahwa rokok akan membuat orang jadi lebih fokus. Padahal yang terjadi justru sebaliknya. Merokok akan mengurangi kemampuan untuk berkonsentrasi secara efisien.

  2. Secara mengejutkan, rokok bisa mempengaruhi IQ. Sebabnya pasokan oksigen yang berkurang dan adanya karbon dioksida dari rokok bisa mengganggu sel sehat rokok.

  3. Merokok secara berlebihan juga bisa menyebabkan otak melemah dan menyusut. Maka tak mengherankan jika perokok berisiko tinggi mengalami demensia, Alzheimer, insomnia, hingga sleep apnea.

  4. Nikotin yang hadir dalam rokok akan mengaktifkan area otak yang terlibat dalam menghasilkan perasaan senang. Itulah sebabnya nikotin bisa membuat orang jadi kecanduan. Saat konsumsi nikotin dikurangi, penarikan ini bisa membuat seseorang jadi mudah tersinggung, gelisah, dan cemas.

  5. Perokok kronis memiliki risiko tinggi untuk terkena stroke. Sebabnya nikotin di dalam rokok bisa meningkatkan risiko deposisi plak di arteri yang berujung dengan stroke otak. Saat seseorang berhenti merokok selama beberapa waktu, sebenarnya tubuh memiliki mekanisme tersendiri untuk memulihkan diri. Sehingga bagi kamu yang perokok, maka tak ada kata terlambat untuk berhenti dari kebiasaan buruk ini untuk memiliki kesehatan tubuh yang optimal.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?