Dalam ilmu promosi kesehatan, memcegah lebih baik daripada mengobati. Dan keluarga bisa dibilang ujung tombak kesehatan masyarakat. Masyarakat yang produktif cermin keluarga yang sehat. Bagi seorang ibu, kesehatan keluarga bisa memiliki arti yang bermacam-macam. Sehat berarti hemat, mengingat biaya kesehatan dan pendidikan sekarang sangat mahal. Otomatis prioritas utama diarahkan pada kesehatan anak-anak. Tapi apakah mungkin menerapkan sistem pengawasan yang ketat dan efektif, sementara anggota keluarga, termasuk si kecil, memiliki kesibukan yang super padat di luar rumah, mulai dari sekolah, les, hingga kegiatan olah raga dan sosial lainnya? Pasti bisa.
Dua ahli gizi, dokter Leanne Suniar dan Tuti Sunardi, mengatakan bukan hal yang sulit untuk menerapkan pola hidup sehat pada anggota keluarga. Yang penting mengikuti pola 4 Sehat 5 Sempurna. Selain itu penerapan perilaku makan sehat sudah harus dimulai sejak dini dan orangtua pun harus memberi contoh yang baik. Usahakan membuat makanan yang bervariasi dan sehat untuk anak. Buah, sayuran, dan makanan yang sehat paling baik berasal dari rumah.
Lalu penerapan apa lagi yang bisa dilakukan? Berikut informasi yang patut diketahui.
- Ajarkan pengetahuan dasar kesehatan pada anak. Anda harus membekali anak dengan informasi kesehatan yang memadai. Hal yang berhubungan dengan kesehatan bukan berarti tidak praktis. Misalkan, ajari anak untuk mencuci tangan tiap kali habis memegang benda kotor atau beraktivitas di luar rumah. Biasakan untuk tidak memegang hidung atau mata dalam keadaan tangan kotor.
- Biasakan membawa bekal dari rumah, dan larang anak jajan sembarangan.
- Biasakan makan tepat waktu. Pagi, siang, malam, plus camilan yang sehat di jeda antar-jam makan.
- Biasakan mengonsumsi makanan yang menyehatkan lambung seperti yogurt. Bakteri yang dikandungnya sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Tapi awasi juga yogurt yang terlalu banyak mengandung gula atau jelly.
- Dalam cuaca yang membuat orang gampang tertular penyakit atau rentan penyakit, usahakan untuk mengurangi asupan gula. Perbanyak sesuatu yang bersifat alami seperti jus buah segar.
- Upayakan mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh. Biasakan anak untuk minum air putih secara teratur. Hindari minuman bersoda atau minuman kaleng.
- Penelitian di Eropa membuktikan, keluarga yang kembali ke bahan herbal yang alami seperti teh hijau, peluang untuk terkena penyakit flu berkurang hingga 50 persen. Malah sistem kekebalan tubuh mengalami peningkatan tajam.
- Teh hitam campur garam ternyata berfungsi mengurangi peluang demam dan mengurangi iritasi pada bagian saluran pernapasan.
- Jangan lupa mengonsumsi vitamin C.
- Ajak anak mencintai olah raga dan kehidupan alam bebas lainnya.
- Jika anak kebetulan terkena flu, sediakan sup ayam panas dan perbanyak mengonsumsi bawang, tomat, dll.
- Hindari keluar rumah jika tidak perlu; upayakan anak Anda di tempat yang nyaman dan steril.
- Perbanyak istirahat. Tidur salah satu obat mujarab untuk mencegah dan mengobati penyakit seperti flu misalnya.
- Ajarkan anak untuk mengenali orang di lingkungan sekitar yang menderita sakit menular seperti flu dan batuk; upayakan meng-hindari kontak langsung.
- Selalu sediakan obat-obatan khusus anak seperti obat batuk, obat penurun panas, minyak gosok untuk masuk angin, yang mungkin suatu saat dibutuhkan.
- Perluas referensi Anda tentang kesehatan keluarga lewat majalah ibu dan anak yang telah banyak beredar atau internet.
- Jika kebetulan tengah berkonsultasi dengan dokter, jangan ragu untuk menanyakan hal yang belum jelas. Dan tentu saja jangan lupa meminta nomor dokter yang bisa dihubungi dalam kondisi darurat.
