Bagi banyak pihak, TikTok bukan sekadar aplikasi hiburan. Aplikasi ini telah menjadi platform ekonomi digital yang menghidupi jutaan kreator konten, bisnis kecil, dan bahkan kampanye sosial serta politik. Oleh karena itu, ketidakpastian masa depan TikTok di AS bisa berdampak luas, mulai dari pemilik usaha kecil, influencer muda, hingga perusahaan pemasaran digital.
Pertarungan soal TikTok sejatinya mencerminkan kompleksitas hubungan ekonomi-politik antara dua negara adidaya. TikTok menjadi semacam pion dalam catur kekuasaan global, di mana isu kedaulatan data, keamanan siber, dan dominasi teknologi menjadi taruhan utama.
Apakah TikTok akan benar-benar berpindah tangan dan tetap eksis di Amerika Serikat? Ataukah aplikasi ini harus mengucapkan selamat tinggal kepada pasar yang selama ini menjadi lumbung emasnya?
Segala kemungkinan masih terbuka lebar. Satu hal yang pasti, waktu terus berjalan menuju tenggat 19 Juni 2025. Dunia kini menanti apakah Trump mampu menyulap drama politik ini menjadi solusi win-win bagi semua pihak, atau justru memperburuk keretakan diplomasi antara Amerika dan China.