Senjata utama yang dapat diambil oleh Telegram untuk menjaga posisinya di pasar adalah dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan regulator. Hal ini menjadi semakin penting mengingat tekanan yang datang dari pemerintahan dan lembaga keamanan di berbagai negara, termasuk Australia dan Indonesia, untuk menjamin bahwa platform mereka tidak menjadi sarana bagi penyebaran konten yang merugikan masyarakat.
Sikap proaktif dalam menghadapi tantangan ini akan sangat menentukan masa depan Telegram. Dalam industri yang terus berkembang pesat, di mana teknologi dan interaksi sosial mengalami perubahan yang cepat, keterlibatan secara langsung dengan para pembuat kebijakan dan regulator semakin diperlukan. Telegram berpotensi untuk menjadi pionir dalam mengembangkan standar baru untuk keamanan online jika mereka mampu mengatasi isu-isu ini secara efektif.
Sementara itu, dampak dari tindakan Australia kepada Telegram ini bisa menjadi preseden bagi negara lain dalam menegakkan regulasi yang lebih ketat terhadap aplikasi media sosial. Fokus pada keselamatan anak-anak dan mencegah ekstremisme online diperkirakan akan menjadi perhatian utama bagi berbagai negara di seluruh dunia dalam waktu dekat.