Apa pun keputusannya, jelas bahwa peluncuran Switch 2 kini tidak lagi sekadar soal teknologi atau inovasi, tetapi juga tentang strategi bisnis global dan kemampuan adaptasi menghadapi tekanan politik internasional. Konsumen di AS mungkin juga akan terkena imbasnya dalam bentuk kenaikan harga atau penundaan peluncuran produk.
Di sisi lain, Sony pun tidak berada dalam posisi yang lebih aman. Sebagai salah satu eksportir utama perangkat elektronik dan hiburan ke AS, mereka juga menghadapi risiko serupa, terutama jika tarif diberlakukan secara lebih luas ke sektor teknologi Jepang. Tekanan ini bisa mempengaruhi lini produk seperti PlayStation, kamera digital, dan komponen sensor gambar mereka yang sangat bergantung pada ekspor.
Krisis ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang semakin terhubung secara ekonomi, satu pernyataan politik bisa memicu gelombang besar di pasar finansial dan industri global. Dan kali ini, Nintendo dan Sony berada di pusat badai itu.