Di taksi terbang, penumpang akan diterbangkan bersama berbagi tumpangan bersama beberapa orang lain (ride-sharing), hal itu bertujuan agar biaya penerbangan lebih terjangkau.
Dilansir dari laman Techcrunch, untuk pengantarannya, taksi terbang ini takkan langsung mengantarkan kamu ke tempat tujuan. Melainkan menuju landasan skyport terdekat.
Sejauh ini, rencana lokasi yang dapat dituju taksi terbang Uber hanyalah sejauh 60 mil (96 kilometer) karena keterbatasan tenaga baterai.
Jika dilihat dari segi desain, kendaraan ini tak terlihat seperti helikopter. Kendaraan ini cenderung terlihat seperti mobil terbang.
Meski begitu, Justin Erlich yang menjabat sebagai Uber Head of Policy of Autonomous Vehicles and Urban Aviation (Kepala Kebijakan Kendaraan Otonom dan Penerbangan Urban Uber) ternyata kurang menyukai istilah "mobil terbang" dan lebih ke gabungan pesawat terbang dan helikopter.
"Istilah itu (mobil terbang) memang luar biasa, tapi itu bisa memunculkan citra kendaraan yang terbang dari permukaan tanah," kata Erlich. Ia menerangkan pelayanan UberAir lebih dari atap ke atap, jadi tidak langsung ke tempat tujuan.