Ferrari, sebuah nama yang identik dengan kemewahan, kecepatan, dan prestise, kini mengalami fenomena yang cukup mengejutkan—bahkan untuk ukuran brand sekelas mereka. CEO Ferrari, Benedetto Vigna, mengungkapkan fakta menarik bahwa sekitar 40% pembeli baru Ferrari berasal dari kelompok usia di bawah 40 tahun. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan sekitar satu setengah tahun lalu, di mana hanya 30% pembeli baru yang berasal dari kalangan muda.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Vigna dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh CNBC di Singapura. Ia mengaku terkesan dengan perubahan profil konsumen ini, dan menyebutnya sebagai sebuah pencapaian yang layak dibanggakan, terutama bagi brand seikonik Ferrari.
“Saya tidak tahu bagaimana dengan merek mobil lain,” kata Vigna dalam sesi wawancara, “tapi bagi Ferrari, peningkatan minat dari generasi muda ini adalah sesuatu yang sangat positif.”
Eksklusivitas Tetap Jadi Daya Tarik Utama Ferrari
Meski minat dari generasi muda meningkat, Ferrari tetap tidak mengubah prinsip dasarnya: menjaga eksklusivitas. Sejak awal, pabrikan mobil asal Maranello, Italia ini memang dikenal hanya memproduksi mobil dalam jumlah terbatas. Tujuannya? Untuk menjaga kesan langka dan prestisius yang melekat pada setiap unit kendaraan mereka.
Hal ini sejalan dengan filosofi sang pendiri, Enzo Ferrari, yang pernah berkata bahwa Ferrari akan selalu memproduksi satu mobil lebih sedikit dari permintaan pasar. Filosofi inilah yang terus dipegang teguh hingga hari ini.
Fakta menarik lainnya, pada tahun lalu hampir 75% penjualan Ferrari berasal dari pelanggan lama. Ini menandakan loyalitas pelanggan terhadap merek ini sangat tinggi. Namun, dengan melonjaknya pembeli muda, tampaknya Ferrari berhasil membuka babak baru dalam sejarah pemasarannya tanpa harus menurunkan standar eksklusivitas.