Meskipun Virginia Utara dikenal sebagai salah satu pasar data center terbesar di dunia berkat kapasitas listrik, lahan, dan sumber daya air yang melimpah, kondisi pasokan di sana semakin menipis. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar tidak lagi hanya mengandalkan satu lokasi saja di AS untuk membangun fasilitas data center, sehingga berpindah ke wilayah lain yang mampu menyediakan kebutuhan yang sama, dan Malaysia muncul sebagai destinasi menarik.
Faktor lain yang membuat Malaysia menonjol adalah hubungan baiknya dengan Amerika Serikat dan China, yang dapat mengurangi risiko politik untuk perusahaan-perusahaan asing yang ingin berinvestasi. Selain itu, lokasi Malaysia yang berdekatan dengan Singapura, yang merupakan jalur kabel internet bawah laut paling ramai di dunia, semakin menambah daya tarik negara ini di mata investor.
“Pengembangan fasilitas di Johor tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Malaysia, namun juga memiliki potensi besar untuk melayani kebutuhan global dalam bidang kecerdasan buatan,” ujar Rangu Salgame, CEO Princeton Digital Group, yang merupakan salah satu operator pusat data dengan klien besar dari kalangan raksasa teknologi dunia.
Dengan berbagai faktor pendukung dan proyeksi pertumbuhan yang menjanjikan, tidak heran jika Malaysia kini menjadi sorotan investasi teknologi, sekaligus menjadi pusat gravitasi untuk pengembangan infrastruktur digital yang semakin penting di era modern ini.