Google ternyata memainkan peran yang jauh lebih besar dalam mendukung teknologi untuk Israel daripada yang sebelumnya diketahui publik. Berdasarkan laporan terbaru dari The Washington Post, perusahaan teknologi raksasa ini sering bekerja sama dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Pertahanan Israel (IDM) untuk memperluas akses mereka ke teknologi kecerdasan buatan (AI).
Project Nimbus: Awal Kontroversi
Pada tahun 2021, Google menandatangani kontrak komputasi awan senilai 1,2 miliar dolar AS dengan pemerintah Israel. Proyek ini, yang dikenal sebagai Project Nimbus, dikerjakan bersama Amazon. Kontrak ini memicu diskusi panas, terutama setelah dokumen internal menunjukkan bahwa karyawan Google secara aktif mendukung permintaan Israel untuk akses lebih besar ke teknologi AI.
Berdasarkan dokumen yang ditemukan, langkah ini mulai dilakukan setelah serangan di Gaza, Palestina, pada Oktober 2023. Salah satu karyawan di divisi cloud Google bahkan tercatat meningkatkan permintaan dari IDM untuk akses yang lebih besar ke alat AI Vertex. Karyawan tersebut memperingatkan bahwa jika Google tidak memenuhi permintaan itu, pemerintah Israel mungkin akan beralih ke Amazon, yang berpotensi merugikan bisnis Google.