Tampang

Elon Musk Menghabiskan Rp738 Miliar per Satu Satelit Starlink, Berencana Meluncurkan 6.000 Satelit

24 Jun 2024 11:40 wib. 283
0 0
Starlink
Sumber foto: Goggle

Tak hanya soal biaya, ATSI juga menyorot mengenai kualitas latensi dari berbagai jenis satelit. Saat ini, satelit LEO memiliki latensi yang sangat rendah, yakni hanya sekitar 2–22 ms. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan latensi pada satelit GEO yang mencapai 477 ms, serta satelit MEO yang memiliki latensi berkisar antara 27 hingga 477 ms. Latensi sendiri merupakan waktu yang diperlukan untuk mengirimkan data dari satu titik ke titik lain dan kembali lagi.

Satelit LEO juga memiliki umur yang lebih pendek, yaitu berkisar antara 5 hingga 10 tahun, berbeda dengan umur satelit GEO dan MEO yang masing-masing mencapai rentang 15 hingga 20 tahun dan 10 hingga 15 tahun. Selain Starlink milik Elon Musk, ada juga perusahaan lain yang memiliki satelit berbasis LEO, seperti OneWeb, Project Kuiper milik Amazon, dan Telesat.

Di samping itu, pemain dalam industri satelit GEO meliputi Telkom, BRI, PSN, SES, Hughes, Viasat, hingga Jupiter Hughes. Sedangkan untuk satelit MEO, terdapat pemain seperti GPS dan satelit cuaca. Dapat disimpulkan bahwa industri satelit sedang memasuki era persaingan yang semakin ketat dengan kehadiran berbagai konstelasi satelit yang diusung oleh para pelaku industri tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Astronom Jonathan yang melacak konstelasi di situsnya, hingga 13 Juni 2024 terdapat total 6.613 satelit Starlink yang telah diluncurkan, di mana sebanyak 6.153 satelit Starlink berada di orbit dan yang telah aktif beroperasi sebanyak 6.079 satelit. Sementara itu, OneWeb pada tahap awal telah mencapai 648 konstelasi satelit, Telesat sebanyak 298 konstelasi satelit, dan Project Kuiper sebanyak 578 konstelasi satelit.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?