Sementara Insight Partners, yang menyuntikkan US$ 1 miliar dalam ronde pendanaan terakhir Databricks, menyatakan bahwa adopsi AI generatif akan menjadi katalis tahap pertumbuhan selanjutnya. George Matthew dari Insight Partner menambahkan, "Kebutuhan untuk memproses data yang tak terstruktur makin tinggi. Permintaan eksponensial untuk manajemen data kelas enterprise, sistem, dan analisis AI mendasari peran Databricks untuk membantu organisasi membuka potensi data mereka."
Databricks diperkirakan akan mencapai arus kas positif untuk pertama kalinya pada awal 2025 setelah 10 tahun beroperasi. Selain itu, Databricks memproyeksikan pendapatan sebesar US$ 3,8 miliar pada tahun fiskal 2025.
Kepentingan strategis Databricks terletak pada kemampuannya dalam memproses dan menganalisis data yang tak terstruktur. Selain itu, Databricks memiliki fokus kuat dalam mengembangkan sistem dan analisis AI untuk memenuhi tuntutan pasar kelas enterprise. Peter Johnson, seorang analis pasar teknologi, menambahkan bahwa nilai Databricks dalam memfasilitasi organisasi dalam memanfaatkan potensi data menciptakan keunggulan kompetitif yang kuat.
Kesuksesan Databricks dalam menggalang dana sebesar Rp 161 triliun menunjukkan bahwa teknologi AI masih menjadi fokus utama dalam industri startup. Dalam beberapa tahun terakhir, investor telah semakin antusias dalam mendukung startup yang memiliki potensi untuk menghadirkan inovasi teknologi AI yang dapat mengganggu pasar. Hal ini menggambarkan pasar modal yang berpotensi untuk mendukung pengembangan teknologi AI yang lebih maju di masa depan.