Dalam penelitian ini, para ilmuwan memprediksi bahwa penggunaan debu berlian buatan manusia sebanyak 5 juta ton setiap tahun dapat mengurangi suhu Bumi hingga 1,6° Celcius dalam kurun waktu 45 tahun. Tidak hanya itu, debu berlian juga terbukti tidak aktif secara kimia dan tidak menimbulkan bahaya lingkungan seperti halnya oksida sulfur. Karakteristik ini membuatnya lebih sesuai untuk aktivitas geoengineering apa pun.
Namun, penggunaan debu berlian untuk geoengineering ini juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Diperkirakan biaya untuk latihan ini mencapai sekitar US$200 triliun, atau sekitar 2400 kali lebih besar dari opsi penyebaran sulfur dioksida sebagai aerosol. Meskipun demikian, para ilmuwan melihat bahwa efek positif yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
Metode penggunaan aerosol untuk menurunkan suhu bumi sebenarnya telah ada sejak lama, terinspirasi dari dampak letusan gunung berapi. Contohnya adalah letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 yang menyebabkan penurunan sementara suhu global. Meskipun aerosol sulfur buatan telah diusulkan untuk digunakan, namun efek buruknya termasuk hujan asam dan degradasi lapisan ozon menjadikan debu berlian sebagai pilihan yang lebih aman dan ramah lingkungan.