Mailmodo mengatakan bulan ini pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.
Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.
Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur 'Hide My Email'. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.
"Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email," begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.
Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email.
"Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang 'mati'," kata Apple.
Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.
Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label 'spam' atau 'berbahaya' pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna. Instruksi tambahan: Buatkan jadi 500 kata tanpa menyertakan paragraf yang menunjukkan kesimpulan di akhir.