Peran yang dimainkan Nicholas dalam film ini menuntut eksplorasi mendalam terhadap emosi dan penghayatan musik sebagai bahasa baru dalam bercerita. Ia bukan hanya dituntut menghafal lirik dan koreografi, namun juga menyatu dengan atmosfer musikal yang megah dan simbolis. Tantangan ini membuatnya semakin sadar akan kompleksitas seni pertunjukan musikal yang menyatukan banyak elemen seperti teater, musik, tarian, dan sinematografi.
Lebih dari sekadar proyek film, keterlibatan Nicholas dalam Siapa Dia menjadi perjalanan pribadi yang memperkaya jiwanya sebagai seorang seniman. Ia melihat kesempatan ini sebagai bentuk evolusi dan pembelajaran yang tidak hanya memperluas kemampuan teknisnya, tetapi juga membuka ruang baru untuk ekspresi diri. “Saya belajar untuk lebih terbuka terhadap bentuk-bentuk seni yang sebelumnya belum saya sentuh. Proses ini tidak hanya mengasah skill, tapi juga memberi pengalaman batin yang mendalam,” ungkapnya.
Siapa Dia sendiri merupakan film musikal yang mengangkat kisah-kisah cinta dari tokoh bernama Layar, dengan latar sejarah sinema dan budaya pop Indonesia. Temuan surat cinta dari buyut, kakek, hingga ayahnya, membawa Layar—seorang pemuda yang sedang dilanda kegalauan—menuju sebuah melodrama penuh emosi yang menyentuh tema jati diri, mimpi, dan jatuh hati. Garin Nugroho meramu narasi ini dengan pendekatan visual dan musikal yang kaya, menjadikannya sebagai salah satu karya sinema yang dinanti tahun ini.
