Sang Menteri juga memberikan apresiasi terhadap film “Panggil Aku Ayah”, yang sejalan dengan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang menjadi salah satu fokus dari BKKBN. Film ini merespons gerakan yang mendorong peran ayah untuk antusias mengantar anak-anak mereka sekolah, sebagai bagian dari upaya mendukung pengasuhan yang lebih setara di dalam keluarga. Ini juga mencerminkan Surat Edaran yang dirilis Kementerian Mendukbangga/BKKBN mengenai Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah pada tahun 2025.
Gerakan ini menandai perubahan budaya dalam pengasuhan anak di Indonesia, yang sebelumnya lebih terpusat pada ibu, kini bergerak menuju kolaborasi antara ibu dan ayah, sekaligus menegaskan pentingnya kesetaraan dalam peran pengasuhan.
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan berujung pada pemberian dampak positif terhadap perkembangan emosional dan sosial anak. Anak-anak yang mendapatkan perhatian dan dukungan aktif dari ayah mereka cenderung menunjukkan kedekatan emosional yang lebih baik dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, S.Psi, M.Si, Ph.D, menjelaskan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah di dekat mereka mungkin mengalami ketimpangan dalam perkembangan psikologis. Misalnya, anak laki-laki dapat merasa canggung berinteraksi dengan teman-teman sejenisnya, sementara anak perempuan bisa jadi mengalami kesulitan dalam membangun rasa percaya diri terhadap laki-laki yang lebih dewasa.