Buku lain yang tak kalah menarik adalah "Lost Cities" karya Joyce Tyldesley. Buku ini mengajak pembaca untuk menjelajahi kota-kota kuno yang hilang, seperti Pompeii, Machu Picchu, dan Angkor Wat. Dengan narasi yang hidup dan kaya akan detail, Tyldesley membawa pembaca pada petualangan ke masa lalu, mengeksplorasi kehidupan sehari-hari penduduk kota-kota tersebut sebelum mereka ditinggalkan atau hancur. Buku ini tidak hanya memberikan informasi sejarah yang akurat tetapi juga menggugah rasa ingin tahu dan keinginan untuk mempelajari lebih lanjut tentang peradaban kuno.
Selain buku yang fokus pada situs atau kota tertentu, ada juga buku yang mengeksplorasi aspek budaya yang lebih luas. Contohnya adalah "Cultural Heritage and the Challenge of Sustainability" yang diedit oleh Diane Barthel-Bouchier. Buku ini membahas bagaimana kita dapat melestarikan warisan budaya di tengah tantangan modernisasi dan perubahan iklim. Dengan pendekatan yang multidisiplin, buku ini memberikan pandangan komprehensif tentang pentingnya menjaga warisan budaya sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Buku-buku tentang warisan budaya dunia juga bisa menginspirasi pembaca untuk melakukan perjalanan dan melihat langsung situs-situs bersejarah. "1,000 Places to See Before You Die" karya Patricia Schultz adalah panduan perjalanan yang mencakup destinasi budaya di seluruh dunia. Buku ini mengajak pembaca untuk menjelajahi tempat-tempat yang kaya akan sejarah dan budaya, dari kuil kuno di Mesir hingga kastil abad pertengahan di Eropa. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat merencanakan perjalanan mereka sendiri untuk melihat dan mengalami langsung warisan budaya dunia.