Meskipun menempatkan Rigen sebagai pusat perhatian, film ini tetap memadukan kekuatan komedi kolektif dari Tora Sudiro, Indra Jegel, Indro Warkop, Andre Taulany, hingga Praz Teguh. Sebagian dari mereka bukanlah pendatang baru di dunia film ini, karena sebelumnya juga telah membintangi “Kang Mak from Pee Mak”. Chemistry yang sudah terbentuk dari proyek sebelumnya menjadi modal penting untuk menciptakan interaksi yang natural di layar, sehingga penonton bisa mendapatkan momen-momen komedi yang terasa organik.
Dalam peluncuran proyek ini, Falcon Pictures juga memperkenalkan lagu “Senyum Membawa Luka” sebagai lajur suara resmi film. Lagu dangdut legendaris yang dipopulerkan mendiang Meggy Z itu dihadirkan kembali dengan aransemen baru dan dibawakan para pemain film, menciptakan sentuhan unik di tengah genre komedi. Pemilihan lagu tersebut ternyata berawal dari ide Rigen Rakelna yang merasa bahwa tema lagu tersebut selaras dengan nuansa cerita film. Baginya, kombinasi kata “senyum” dan “luka” merepresentasikan humor yang seringkali menyimpan ironi atau perasaan tersembunyi di baliknya.
Rigen menjelaskan bahwa konsep “senyum membawa luka” sejalan dengan dinamika karakter yang ia perankan. Ada lapisan emosi di balik setiap kelakar, membuat penonton tidak hanya tertawa tetapi juga merasakan sisi lain dari perjalanan tokoh-tokohnya. “Ada kesamaan di dua kata itu. Senyum, tapi ada sedikit lukanya. Makanya judulnya cocok untuk menggambarkan cerita film ini,” ungkapnya sambil tersenyum. Sentuhan musik dangdut yang khas diharapkan mampu memperluas daya tarik film, menjangkau penonton lintas generasi yang pernah mengenal lagu tersebut di era keemasannya.