Dengan ini diyakini bahwa istikharahnya telah dikabulkan.
Jika sebaliknya, ia tidak bermimpi tentang hajatnya itu atau sesuatu yang tidak bisa dikaitkan dengan hajatnya maka ia merasa bahwa doanya atau istikharahnya tidak diijabah.
Kesimpulan semacam ini salah. Jawaban istkharah bukan berupa mimpi, bayangan lewat, atau semisalnya.
Tetapi tawakkal diri kepada Allah dalam menjalankan urusan tersebut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jika setelah itu Allah lancarkan usaha, mudahkan sebab, dan beri taufiq menyempurnakannya maka berati urusan kita tersebut baik.
“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 160)
Jika sebaliknya, Allah jauhkan kita dari tujuan tersebut berarti urusan itu tidak baik untuk kita. Kuncinya adalah berbaik sangkat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala. Wallahu a’lam.