Agama Buddha, yang berasal dari India pada abad ke-6 SM, telah memainkan peran penting dalam membentuk budaya, seni, dan sejarah di seluruh Asia Tenggara. Penyebaran agama Buddha di wilayah ini menciptakan jejak budaya yang mendalam, menginspirasi berbagai bentuk seni dan arsitektur, serta membentuk filosofi dan praktik keagamaan yang masih hidup hingga saat ini.
Asal Usul dan Penyebaran Awal Agama Buddha
Agama Buddha didirikan oleh Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha, di India sekitar abad ke-6 SM. Setelah mencapai pencerahan, Buddha mulai mengajarkan Dharma, atau ajaran-ajaran, yang menekankan pada pemahaman tentang penderitaan, penyebabnya, dan cara mengakhirinya melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Penyebaran awal agama Buddha di Asia Tenggara dimulai sekitar abad ke-3 SM, pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya di India. Ashoka, yang telah menjadi penganut Buddha, mengirimkan misi-misi keagamaan ke berbagai wilayah termasuk Sri Lanka, Burma (sekarang Myanmar), Thailand, dan Kamboja. Misi-misi ini membawa ajaran Buddha dan mendirikan pusat-pusat keagamaan di wilayah-wilayah tersebut.
Penyebaran Agama Buddha di Myanmar
Agama Buddha masuk ke Myanmar melalui dua jalur utama: dari India melalui rute darat ke wilayah utara dan dari Sri Lanka melalui jalur laut ke wilayah selatan. Pada abad ke-11, di bawah pemerintahan Raja Anawrahta dari Kerajaan Pagan, agama Buddha Theravada diadopsi sebagai agama negara. Kerajaan Pagan menjadi pusat penyebaran ajaran Buddha dan mendirikan banyak candi dan pagoda, termasuk Pagoda Shwezigon dan Pagoda Ananda, yang masih menjadi tempat ibadah utama hingga saat ini.