Sukamto : “Tapi kan di kampung ini budaya nya seperti itu, Cak!”
Cak Munir : “Ingat! TIDAK HARUS ADA!!!
Kalau bersyukur pada Alloh SWT atas kenikmatan-Nya yaitu kita bisa melaksanakan ibadah haji, itu wajib[1], tapi mengadakan acara tasyakuran itu tidak harus ada!” (menjelaskan kepada Sukamto dengan semangat 45)
Sukamto : “Ya nanti seandainya saya berangkat haji dengan tanpa mengadakan tasyakuran dan tanpa memberi oleh-oleh, malah digunjing sama warga kampong. Dikatakan pelit lah, apa lah!!!” (diikuti gerakan tangan dan kaki yang aduhai)