1. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum
Gus Baha menekankan pentingnya menguasai ilmu agama dan ilmu umum secara bersamaan. Beliau mendorong santrinya untuk tidak hanya mendalami kitab-kitab klasik, tetapi juga memahami ilmu pengetahuan modern seperti sains, matematika, dan teknologi. Dengan cara ini, santri tidak hanya menjadi ulama yang berpengetahuan luas dalam agama tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.
2. Pendekatan Kontekstual
Dalam mengajarkan ilmu agama, Gus Baha selalu berusaha untuk mengaitkan ajaran agama dengan konteks kehidupan sehari-hari. Beliau menggunakan contoh-contoh nyata dan relevan dalam menjelaskan konsep-konsep agama, sehingga santri dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
3. Penggunaan Teknologi
Gus Baha memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran. Beliau menggunakan media sosial, video, dan platform online untuk menyampaikan ceramah dan pelajaran kepada santri dan masyarakat luas. Ini tidak hanya memperluas jangkauan dakwah tetapi juga membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik.
4. Pendekatan Humanis
Gus Baha mengedepankan pendekatan humanis dalam pengajaran. Beliau selalu memperlakukan santri dengan penuh kasih sayang dan penghormatan. Gus Baha percaya bahwa hubungan yang baik antara guru dan murid adalah kunci keberhasilan pendidikan. Dengan pendekatan ini, santri merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
5. Pembinaan Karakter
Selain mengajarkan ilmu agama, Gus Baha juga fokus pada pembinaan karakter. Beliau selalu menekankan pentingnya akhlak yang mulia, kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat kepada orang lain. Melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, ceramah, dan aktivitas sosial, Gus Baha berusaha membentuk santri yang tidak hanya berilmu tetapi juga berakhlak mulia.