1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan Lot/Bandul.
2. Permukaan dasar harus datar dan rata.
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.
Fenomena Istiwa A'zam atau matahari melintas tepat di atas Ka'bah atau "bayangan nol" terjadi dua kali setiap tahun di Masjidil Haram karena lokasinya antara khatulistiwa dan Garis balik utara (Tropic of Cancer). Peristiwa ini terjadi saat matahari melintasi meridian, mencapai ketinggian matahari sekitar 90 derajat, yaitu zenitnya, sekitar waktu salat Dzuhur di Masjidil Haram.
Fenomena ini terjadi karena sumbu Bumi yang miring, membuat matahari bergerak pada sudut 23,5 derajat, menghasilkan transisi tahunan antara Garis balik utara (Tropic of Cancer) di utara dan Garis balik selatan (Tropic of Capricorn) di selatan saat Bumi berputar mengelilingi matahari. Negara-negara yang berada di lintang di bawah 23,5 derajat utara atau selatan mengalami fenomena ini dua kali setahun, tetapi pada waktu yang berbeda tergantung pada lintang spesifik mereka.
Fenomena ini umumnya diamati di wilayah-wilayah yang terletak antara khatulistiwa dan Tropika Cancer serta Capricorn.
Menghadap kiblat adalah salah satu persyaratan dasar dalam melaksanakan shalat, yang merupakan salah satu dari rukun Islam.
Namun, kiblat pertama umat Islam bukanlah Ka'bah melainkan Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Yerusalem. Pada tahun kedua hijrah, turun perintah dari Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat atau 16-17 bulan usai hijrah dari Makkah ke Madinah. Ini menunjukkan betapa pentingnya arah kiblat dalam kehidupan umat Islam.
Dengan fenomena Istiwa A'zam yang terjadi dua kali setiap tahun, umat Muslim diharapkan memahami betapa pentingnya menentukan arah kiblat dengan akurat. Fenomena langit ini juga menjadi kesempatan untuk melakukan observasi dan pemahaman yang lebih dalam mengenai penentuan arah kiblat, serta menjaga kekhusyukan dalam menjalankan ibadah shalat. Serta memperkuat rasa kebersamaan umat Muslim dalam melaksanakan ibadah di seluruh dunia.