Dalam banyak kasus, pengguna sosial media cenderung berperilaku berbeda dibandingkan ketika mereka berinteraksi secara langsung. Anonimitas yang diberikan oleh platform digital sering memicu perilaku yang kurang baik, seperti bully, kata-kata kasar, dan komentar yang menyinggung. Hal ini berlawanan dengan prinsip akhlak Muslim yang menuntut setiap individu untuk bertindak dengan kasih sayang dan menghormati sesama. Sebagai umat Islam, penting untuk selalu mengingat bahwa kata-kata yang kita ucapkan, baik itu di dunia nyata maupun dunia maya, harus menggambarkan akhlak yang baik.
Etika Islam juga mengajarkan tentang pentingnya privasi dan menghormati batasan orang lain. Ketika berinteraksi di sosial media, seseorang harus berhati-hati untuk tidak membagikan informasi pribadi orang lain tanpa izin mereka. Prinsip ini berlaku bukan hanya pada individu, tetapi juga pada golongan, organisasi, atau komunitas lain yang ada di media sosial. Menghormati privasi orang lain adalah bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam, dan melanggar privasi ini dapat menyakiti perasaan dan merusak reputasi orang lain.
Tak kalah penting, dalam berinteraksi di sosial media, umat Islam dihadapkan pada konten yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Di sinilah perlunya filter dalam konten yang kita konsumsi dan bagikan. Memilih untuk menghindari konten negatif dan mendukung penyebaran informasi yang positif adalah bagian vital dari etika digital yang sejalan dengan ajaran Islam. Menggunakan sosial media untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan, seperti toleransi, kasih sayang, dan kerukunan, mencerminkan akhlak Muslim yang patut dicontohkan.