Keputusan ini pun menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Ada yang memberikan dukungan penuh terhadap langkah ini, namun sebagian lainnya juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap efektivitas serta keberlanjutan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian baru ini. Namun, masih terlalu dini untuk menilai keberhasilan atau kegagalan AHY dalam menjabat sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Berkantor di gedung bekas Kemenko Marves juga memberikan kesempatan bagi AHY untuk memperlihatkan komitmennya dalam menjalankan tugas sebagai seorang Menteri. Diperlukan waktu yang cukup untuk melihat dampak serta perubahan nyata yang akan dilakukan oleh AHY dalam mengembangkan infrastruktur dan pembangunan wilayah di Indonesia.
Sebagai mantan perwira TNI dan putra dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, AHY tentu memiliki bekal dan pengalaman yang tidak diragukan lagi. Dia juga pernah terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan wilayah saat masih aktif di TNI. Diharapkan dengan latar belakang dan pengalaman tersebut, AHY mampu membawa inovasi serta solusi terbaik dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan wilayah di Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, AHY juga menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Dengan harapan besar ini, diharapkan AHY mampu merumuskan kebijakan yang inklusif dan progresif demi tercapainya pembangunan kewilayahan yang berkelanjutan.