Tampang

Mengapa Mundurnya Airlangga Sebagai Ketum Golkar Memicu Spekulasi Jokowi Akan Menguasai Partai Beringin?

14 Agu 2024 19:32 wib. 141
0 0
Mengapa Mundurnya Airlangga Sebagai Ketum Golkar Memicu Spekulasi Jokowi Akan Menguasai Partai Beringin?
Sumber foto: Google

"Apa yang salah dengan Ketua Umum (Partai Golkar) Airlangga Hartarto? Saya di kabinet sama-sama dengan dia dan dia melaksanakan tugasnya dengan baik,” katanya.

Ia juga menyinggung Airlangga “mencapai prestasi yang cukup baik”. Dan, Luhut meminta kader Partai Golkar supaya tidak mau diintimidasi dan dipengaruhi pihak-pihak yang menginginkan munaslub. Sehari kemudian, Airlangga membantah isu itu. Tidak ada Munaslub, Munas bulan Desember, Di hari yang sama, Airlangga juga melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi, namun menteri koordinator perekonomian ini mengatakan isi percakapannya sebagai update ekonomi

Sabtu (10/08/2024), Airlangga dilaporkan telah mengirimkan surat pengunduran diri sebagai ketum Golkar. Dan, Minggu (11/08) kepada publik ia menyampaikan lengser orang nomor satu di partai berlambang beringin. Berdasarkan AD/ART Golkar, Munaslub adalah Musyawarah Nasional yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa dan memperoleh permintaan/persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 Dewan Pimpinan Daerah Provinsi. Keadaan luar biasa itu salah satunya, partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan yang memaksa, Golkar pernah menyelenggarakan Munaslub pada 2016. Munaslub ini dipicu dualisme kepemimpinan dalam pengurusan antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang dimulai sejak akhir 2014.

Airlangga Hartato terpilih sebagai ketum Golkar periode 2019-2024 secara aklamasi. Golkar mengalami kenaikan jumlah kursi di parlemen dari 85 (2019) menjadi 102 (2024). Partai yang lahir era orde baru ini juga otomatis naik peringkat dari tiga menjadi dua di parlemen, Semua ini terjadi di era Airlangga Hartato.

“Karena memang Airlangga itu dinilai sebagai ketua umum yang sebenarnya sukses. Membuat Golkar naik, suaranya dipilih di 2024 dan juga dianggap sebagai menteri ekonomi yang juga sukses. Jadi itu yang sebenarnya membuat tanda tanya,” kata Adi.

Ada banyak faktor, dan ini masih sebatas teori, kata para pengamat politik. Mulai dari kebiasaan umum yang terjadi di internal Golkar dalam dinamika perebutan kursi ketum, faksi-faksi yang punya kepentingan berbeda, pilkada sampai kepentingan Jokowi.

Kebiasaan umum perebutan kursi ketum, Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno tak menutup kemungkinan mundurnya Airlangga disebabkan kecendrungan umum konflik Partai Golkar memperebutkan kursi ketum. Hal ini bisa dilihat dalam Munaslub yang terjadi pada 2016 menyusul konflik dualisme pengurusan berkepanjangan antara kubu Abu Rizal Bakrie dan Agung Laksono. Munaslub ini kemudian ditutup dengan pemilihan Setya Novanto sebagai ketum.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?