Selain itu, kebijakan ini juga mendukung perekonomian lokal dan pertanian berkelanjutan. Dengan menerima hasil pertanian sebagai pembayaran, universitas tidak hanya membantu mahasiswa, tetapi juga mendukung para petani lokal dengan memperluas pasar untuk produk mereka. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mendorong mahasiswa untuk tetap terhubung dengan akar mereka dalam pertanian.
Lebih lanjut, kebijakan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai dan proses pertanian. Menghadapi realitas bahwa tidak semua mahasiswa mampu membayar uang kuliah dengan uang tunai, solusi ini menciptakan peluang bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai kerja keras dan kewirausahaan melalui pertanian. Hal ini sesuai dengan semangat pendidikan di Indonesia yang membentuk karakter dan kreativitas siswa dalam pendidikan formal.
Namun, sementara kebijakan ini memberikan manfaat besar bagi banyak mahasiswa, masih ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah penilaian dan penanganan hasil pertanian yang diterima sebagai pembayaran. Diperlukan sistem yang jelas dan transparan untuk menilai nilai produk pertanian, serta mekanisme yang tepat untuk menjualnya jika universitas memutuskan untuk menggunakan produk tersebut untuk menutupi biaya mahasiswa.