Indonesia secara keseluruhan mengekspor sekitar 36 juta ton minyak sawit mentah (CPO) setiap tahun, dengan 85% produksi berasal dari Sumatera. Pada 2023, nilai ekspor sawit dari Sumatera mencapai USD 30 miliar dengan destinasi utama seperti India, China, dan Uni Eropa.
Beranjak ke Sulawesi, kakao sebagai bintang utama. Sulawesi dikenal sebagai penghasil kakao premium yang diekspor ke pasar Eropa, khususnya ke Swiss dan Belgia-dua negara yang menjadi pusat produksi cokelat berkualitas dunia.
Data BPS menunjukkan bahwa Sulawesi menyumbang lebih dari 70% produksi kakao nasional, dengan nilai ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Produksi kakao dari Sulawesi pada tahun 2023 mencapai 500.000 ton, atau sekitar 72% dari total produksi nasional. Ekspor kakao Indonesia sebagian besar mengarah ke Swiss dan Belgia, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,2 miliar.
Sementara itu, di timur Indonesia, Maluku dan Papua berfokus pada rempah-rempah seperti pala dan cengkeh, yang sudah menjadi komoditas andalan sejak zaman kolonial.
Produksi cengkeh Maluku, misalnya, menjadi tumpuan industri rokok kretek di dalam negeri, sementara ekspor cengkeh mencapai pasar India dan Eropa. Pada 2023, produksi cengkeh dari Maluku mencapai 110.000 ton, dengan 45.000 ton diekspor, terutama ke India dan beberapa negara Eropa. Nilai ekspor cengkeh mencapai US$ 220 juta.
Tak kalah menarik, Nusa Tenggara menawarkan kopi robusta yang semakin diminati di dunia internasional. Kualitas robusta dari daerah Flores, misalnya, berhasil mendapatkan tempat di pasar Amerika dan Jepang, dengan harga yang semakin kompetitif di pasar dunia. Pada tahun 2023, Nusa Tenggara menghasilkan sekitar 72.000 ton kopi, dengan nilai ekspor mencapai US$ 95 juta.
