Kekhawatiran: Pendidikan Terlalu Fungsional
Namun kritik datang dari sejumlah pakar pendidikan. Mereka menilai penyelarasan kurikulum terlalu condong pada kebutuhan pasar, sehingga mengorbankan kreativitas, pemikiran kritis, dan dimensi humanistik pendidikan.
“Kalau pendidikan hanya dibentuk untuk pabrik, maka kita sedang membangun generasi teknisi, bukan warga negara,” ujar Dr. Bambang Pranowo, pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia.
Selain itu, belum semua daerah memiliki akses ke fasilitas dan mitra industri yang cukup. Hal ini berisiko menambah kesenjangan kualitas pendidikan antar wilayah.
Dunia Industri Pun Tak Seragam
Sementara itu, kalangan industri justru menyatakan bahwa mereka tidak hanya butuh lulusan yang bisa langsung kerja, tapi juga yang mampu belajar cepat, bekerja dalam tim, dan berpikir solutif. Sayangnya, banyak kurikulum pendidikan masih terlalu teoritis atau malah menjadi terlalu teknis tanpa kedalaman konsep.