Tampang

Mengenal Hewan Marmot: Karakteristik, Habitat, dan Peran Ekologis

15 Jun 2024 18:24 wib. 38
0 0
Hewan Marmot
Sumber foto: Google

Hewan marmot, atau dalam bahasa ilmiahnya Marmota, merupakan kelompok hewan pengerat yang dikenal dengan habitat alaminya di daerah pegunungan. Marmot terkenal dengan penampilannya yang menggemaskan dan peran ekologinya dalam menjaga ekosistem pegunungan. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang hewan marmot, karakteristiknya, habitat alaminya, serta peran pentingnya dalam ekosistem pegunungan.

Marmot adalah hewan pengerat yang tergolong dalam keluarga sciuridae. Mereka dapat ditemukan di berbagai pegunungan di seluruh dunia, seperti Pegunungan Rockies di Amerika Utara, Pegunungan Alpen di Eropa, hingga Pegunungan Himalaya di Asia. Marmot memiliki ciri khas berupa tubuh yang gemuk, kaki pendek, telinga bulat, dan ekor panjang. Bulu mereka biasanya berwarna coklat atau abu-abu dengan beberapa spesies yang memiliki warna bulu yang lebih mencolok seperti kuning, merah, atau kehitaman.

Habitat alami marmot adalah dataran tinggi dan pegunungan, di mana mereka menggali terowongan atau gua sebagai tempat tinggal dan perlindungan. Marmot memainkan peran penting dalam ekosistem pegunungan dengan aktivitasnya sebagai herbivora yang membantu menjaga keseimbangan populasi tumbuhan alamiah. Mereka memakan berbagai jenis tanaman, rumput, dan biji-bijian yang tumbuh di pegunungan, sehingga turut berperan dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di ekosistem tersebut.

Selain itu, marmot juga menjadi mangsa bagi predator seperti burung elang, serigala, dan beruang. Oleh karena itu, peran marmot dalam ekosistem pegunungan juga sebagai makanan bagi hewan-hewan predator tersebut. Dengan demikian, keberadaan marmot menjadi bagian integral dalam menjaga keseimbangan populasi hewan di pegunungan. Marmot juga memiliki peran ekologis dalam menjaga kualitas tanah di pegunungan melalui aktivitas mencerna dan membuang kembali sisa-sisa makanan ke dalam tanah, sehingga memberikan kontribusi dalam siklus nutrisi di ekosistem tersebut.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%