Tampang.com | Setiap tahun, ribuan hasil riset dihasilkan oleh perguruan tinggi Indonesia, namun hanya sebagian kecil yang terserap ke sektor industri. Banyak temuan teknologi dan inovasi akhirnya mengendap di rak perpustakaan atau berhenti pada prosiding seminar.
Riset Produktif Tapi Tidak Produktif secara Ekonomi
Data Kemendikbudristek 2025 mencatat lebih dari 28.000 penelitian didanai oleh pemerintah tahun lalu. Namun dari jumlah itu, kurang dari 7% yang berujung pada kerja sama dengan industri atau komersialisasi produk.
Menurut Prof. Nining Dwi Astuti, pakar kebijakan sains dari Universitas Negeri Surabaya, ini terjadi karena ketimpangan antara fokus akademik dan kebutuhan industri.
“Industri butuh solusi cepat dan siap pakai, sementara riset kampus cenderung panjang dan berorientasi publikasi,” ujarnya.