Tampang

Fenomena Langit Merah Saat Senja: Ilmu di Baliknya

25 Agu 2025 22:49 wib. 29
0 0
Sunset
Sumber foto: Canva

Pada siang hari, ketika matahari berada tinggi di langit, cahaya menempuh jarak yang relatif pendek melalui atmosfer. Partikel-partikel di atmosfer lebih efisien dalam menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan ungu. Akibatnya, cahaya biru tersebar ke segala arah, memenuhi langit dan membuat mata kita melihatnya sebagai warna biru.

Mengapa Senja Menjadi Pengecualian?

Fenomena langit senja yang merah terjadi karena satu alasan sederhana: posisi matahari. Saat matahari terbenam atau terbit, cahayanya harus menempuh jarak yang jauh lebih panjang melalui atmosfer bumi untuk mencapai mata kita. Jarak yang lebih jauh ini membuat cahaya harus melewati lebih banyak lapisan atmosfer dan berinteraksi dengan lebih banyak partikel, termasuk debu, asap, dan uap air.

Selama perjalanan panjang ini, cahaya dengan panjang gelombang pendek (biru, nila, dan ungu) sudah terhambur habis oleh partikel-partikel di atmosfer dan tidak lagi sampai ke mata kita. Yang tersisa dan berhasil menembus lapisan atmosfer yang tebal adalah cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, yaitu kuning, oranye, dan merah. Warna-warna inilah yang kemudian mendominasi pemandangan di langit senja.

Semakin banyak partikel di atmosfer, misalnya akibat polusi udara, debu dari gurun, atau partikel dari letusan gunung berapi, penghamburan ini akan semakin intens. Itu sebabnya, langit senja di daerah dengan tingkat polusi tinggi atau setelah letusan gunung berapi seringkali terlihat dengan warna merah yang sangat pekat dan dramatis. Partikel-partikel ini berfungsi sebagai filter alami yang semakin efektif menghilangkan spektrum biru dan memperkuat warna merah.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?