3. Kesulitan dalam Membangun Hubungan Sosial yang Sehat
Keterampilan sosial adalah hal penting yang dikembangkan sejak usia dini. Anak-anak dengan pola asuh otoriter mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa karena mereka tidak terlatih untuk bernegosiasi, berkolaborasi, atau memahami nuansa hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin kurang mampu memahami perasaan orang lain atau menanggapi dengan tepat dalam situasi sosial.
4. Risiko Tinggi akan Kecemasan dan Depresi
Stres kronis yang disebabkan oleh pola asuh otoriter dapat meningkatkan risiko anak mengalami kecemasan dan depresi. Tekanan untuk selalu tunduk pada aturan yang ketat tanpa pengakuan atau penerimaan atas usaha mereka sendiri dapat mengarah pada perasaan tidak berharga atau tidak mampu. Jika anak merasa tidak aman atau terancam secara terus-menerus di rumah, ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka secara signifikan.
5. Potensi untuk Berperilaku Melawan dan Menyimpang
Ironisnya, pola asuh yang terlalu ketat dan otoriter dapat menciptakan keinginan anak untuk memberontak atau berperilaku menyimpang. Anak mungkin mencari cara untuk mengekspresikan identitas mereka sendiri atau mendapatkan kontrol atas hidup mereka yang terasa terlalu dibatasi. Ini bisa berujung pada perilaku yang merugikan diri sendiri atau pelanggaran aturan secara terbuka sebagai bentuk protes terhadap kontrol yang berlebihan yang mereka alami.