Kecemasan dan pikiran negatif juga dapat mempengaruhi cara otak kita memproses kenangan dan imajinasi. Saat seseorang mengalami kecemasan yang tinggi, otak sering kali menciptakan gambaran realistis dari skenario berbahaya yang belum tentu terjadi. Akibatnya, pengalaman yang hanya ada dalam pikiran dapat terasa sangat nyata dan mengganggu, menciptakan keraguan akan apa yang benar-benar pernah dialami atau hanya merupakan hasil dari imajinasi.
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa otak manusia memiliki kompleksitas yang mengagumkan dalam membedakan antara kenangan nyata dan imajinasi kuat. Berbagai faktor, termasuk mekanisme penyimpanan memori, pengaruh emosi, serta kondisi mental, berperan dalam proses ini. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pemahaman kita mengenai bagaimana otak bekerja dalam konteks ini semakin jelas.