Pengembangan Game dan Hiburan: Dalam industri game, Emotion AI dapat membuat karakter non-pemain (NPC) yang lebih responsif dan realistis. NPC dapat bereaksi secara emosional terhadap tindakan pemain, membuat pengalaman bermain menjadi lebih imersif dan personal. Dalam film, teknologi ini bisa membantu dalam proses casting atau analisis response penonton.
Perekrutan dan HR: Beberapa perusahaan bereksperimen dengan Emotion AI untuk menganalisis ekspresi wajah atau nada suara kandidat selama wawancara online. Tujuannya adalah mendapatkan insight tentang tingkat kepercayaan diri, stres, atau kejujuran kandidat. Namun, penggunaan di area ini masih sangat kontroversial karena potensi bias dan isu etika.
Tantangan dan Etika di Balik Emotion AI
Meskipun potensi Emotion AI sangat besar, ada beberapa tantangan serius dan pertimbangan etika yang harus dihadapi. Akurasi dalam mengenali emosi bisa bervariasi antarbudaya dan antarindividu. Isu privasi data, terutama terkait data biometrik atau rekaman ekspresi wajah dan suara, menjadi perhatian utama. Selain itu, ada kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk manipulasi atau diskriminasi, terutama dalam konteks pengawasan atau perekrutan. Pengembang dan pengguna Emotion AI harus memastikan adanya transparansi, akuntabilitas, dan batasan etis yang jelas untuk mencegah dampak negatif.