Perubahan dalam kepemimpinan sering kali menjadi momen krusial dalam perjalanan sebuah tim sepak bola. Ketika seorang pelatih baru datang, ada harapan dan ekspektasi yang tinggi dari para pemain, penggemar, dan manajemen. Begitu pula yang terjadi pada tim sepak bola yang berhasil bangkit dari posisi bawah klasemen hingga mencapai puncak, berkat strategi brilian sang pelatih baru.
Sejak awal kedatangannya, pelatih ini telah menunjukkan pemahaman mendalam tentang karakteristik tim. Dia memahami bahwa setiap pemain memiliki potensi unik yang perlu dimaksimalkan. Oleh karena itu, langkah pertama yang diambilnya adalah mengadakan sesi pertemuan individual dengan setiap pemain. Tujuannya adalah untuk memahami kekuatan, kelemahan, dan ambisi pribadi mereka. Dengan cara ini, pelatih dapat menyusun strategi yang tidak hanya efektif secara kolektif, tetapi juga memperhatikan kebutuhan individu.
Salah satu keputusan paling cerdas yang dibuatnya adalah mengubah formasi tim. Tim yang sebelumnya menggunakan formasi 4-4-2, yang terlalu konservatif dan kaku, kini beralih ke formasi 3-5-2 yang lebih dinamis. Formasi ini memberikan fleksibilitas lebih besar dalam menyerang maupun bertahan. Dengan tiga bek di lini belakang, tim dapat bertahan dengan lebih solid, sementara lima pemain di lini tengah memberikan kendali permainan yang lebih baik. Dua penyerang di depan memastikan bahwa tim selalu memiliki ancaman ofensif yang konsisten.
