Pada perlombaan, pelari yang ingin menggunakan strategi negative splits perlu memperhatikan tanda-tanda tubuh mereka. Menghargai sinyal tubuh sangat penting agar kecepatan dapat ditingkatkan dengan aman. Hal ini termasuk memperhatikan detak jantung, pernapasan, dan tingkat energi secara keseluruhan. Jika pelari merasa baik pada pertengahan jalan, maka mereka bisa start meningkatkan pace secara bertahap menuju akhir lomba.
Tidak hanya dalam balapan, teknik negative splits juga bisa diterapkan dalam latihan sehari-hari. Misalnya, saat melakukan long run, seorang pelari bisa merencanakan untuk meningkatkan kecepatan di 25% terakhir dari jarak yang ditempuh. Latihan semacam ini tidak saja membantu dalam meningkatkan kecepatan, tetapi juga stamina dan daya tahan meskipun pelari sudah merasa lelah.
Dengan pemahaman ini, pelari dapat lebih jauh menggali potensi diri dalam mencapai tujuan lari mereka. Menguasai teknik negative splits dalam lari bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mencapai peningkatan performa yang signifikan.